Praktikum pemeriksaan Shigella pada makanan dan minuman



A.    Dasar Teori
Shigellosis atau disentri basiler tergolong penyakit menular yang merupakan salah satu penyebab kesakitan dan kematian terutama pada anak usia di bawah 5 tahun khususnya di negara berkembang. Penyebab terjadinya penyakit ini adalah bakteri Shigella spp. Shigella adalah bakteri entenik patogen yang dominan sebagai kausa diare bersama-sama dengan Salmonella dan Vibrio cholerae. Kasus ini paling sering terjadi di lingkungan dengan sanitasi dan hygiene yang buruk, ketersediaan sumber air bersih yang kurang, kemiskinan, dan pendidikan rendah. Penyakit pada anak-anak ini dapat memberikan dampak merugikan terhadap status gizi anak. Shigellosis memberikan efek negative terhadap status gizi akibat penurunan asupan nutrisi dan absorpsi usus, peningkatan katabolisme dan pemecahan nutrient yang digunakan untuk sintesis jaringan dan pertumbuhan. Sementara malnutrisi dapat menjadi predisposisi terhadap terjadinya infeksi akibat penurunan kemampuan barrier proteksi kulit dan mukosa, serta perubahan fungsi respon imun. Keadaan ini seringkali mengakibatkan penurunan energi disertai defisiensi mikronutrien.
Survei Kesehatan Nasional yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2001 menunjukkan bahwa sekitar 9,4% kematian pada bayi dan 13,2% kematian pada anak usia 1-4 tahun adalah akibat infeksi diare. Shigella spp. merupakan penyebab infeksi diare yang dominan untuk negara berkembang. Setiap tahun, diperkirakan ada sekitar 164,7 juta kasus infeksi diare yang disebabkan oleh kuman Shigella, dan 163,2 juta di antaranya terjadi di negara berkembang.
Laporan epidemiologi menunjukkan bahwa 600.000 dari 140 juta pasien shigellosis meninggal setiap tahun di seluruh dunia. Data di Indonesia memperlihatkan 29% kematian diare terjadi pada umur 1 sampai 4 tahun disebabkan oleh Disentri basiler. Laporan dari di Amerika Serikat memperkirakan sebanyak 6000 dari 450.000 kasus diare per tahun dirawat di rumah sakit,di Inggris 20.000-50.000 kasus per tahun, sedangkan di Mediterania Timur dilaporkan kematian ± 40.000 kasus (rata rata case fatality rate 4%).



B.     Tujuan
Tujuan yang kami inginkan dalam proses praktikum, untuk mengetahui apakah sampel makanan dan minuman yang diperiksa terkontaminasi dengan shigella.


C.     Alat dan Bahan
Alat
           1.      Neraca analitik
           2.      Sendok
           3.      Gelas ukur
           4.      Erlenmeyer
           5.      Rak tabung
           6.      Pipit ukur
           7.      Balp
           8.      Ose
           9.      Spritus
           10.  Petridish
           11.  Pengaduk

Bahan
            1.      Sampel makanan gado-gado dan minuman es kelapa
            2.      Aquades
            3.      Media SS Agar
            4.      Kapas
            5.    Alkohol

D.    Prosedur Pemeriksaan
Tahap Penimbangan Sampel makanan dan minuman
                                I.      Penimbangan sampel makanan (Gado-gado)
1.      Siapkan alat dan bahan
2.      Bersihkan tempat pemeriksaan dan tangan dengan menggunakan alcohol
3.      Ambil plastic lalu masukkan sampel gado-gado
4.      Timbang sampel makanan (Gado-gado) sebanyak 5 gram di neraca analitik lalu haluskan dengan cara menekan menggunakan jari
5.      Tambahkn air pepton 45 ml lalu masukkan ke dalam plastic

                               II.   Penimbangan sampel minuman (Es Kelapa)
Ada dua proses penimbangan, yaitu:
1.      Kelapa
a.       Siapkan alat dan bahan
b.      Ambil plastic lalu masukkan sampel kelapa
c.       Timbang sampel kelapa sebanyak 5 gram di neraca analitik lalu haluskan dengan cara menekan menggunakan jari
d.      Tambahkn air pepton 45 ml lalu masukkan ke dalam plastic

2.      Air Kelapa
a.       Siapkan Alat dan Bahan
b.      Ambil plastic lalu masukkan sampel air kelapa sebanyak 45 ml dengan menggunakan gelas ukur
c.       Kemudian masukkan ke dalam plastic.

Tahap Pemeriksaan
                                I.      Hari Pertama
1.      Siapkan alat dan bahan
2.      Ambil ose lalu panaskan di spritus hingga merah lalu masukkan ose kedalam sampel makanan gado-gado lalu zig-zag dimedia SS Agar
3.      Ambil ose lalu panaskan di spritus hingga merah lalu masukkan ose kedalam sampel minuman es kelapa muda lalu zig-zag dimedia SS Agar
4.      Inkubasikan pada suhu 350C selama 1 X 24 Jam

                             II.      Hari Kedua
1.      Jika postif tidak berwarna, kecil-kecil, jernih dan smooth
2.      Di tanamkan di media TSIA
3.      Inkubasikan dengan suhu 370C selama 1 X 24 jam

                         III.      Hari Ketiga
            Jika Positif masukkan ke incubator dengan suhu 370C selama 1 X 24 jam.

      E.     Hasil dan Analisa Hasil
1.      Hasil
                                I.      Hari Pertama
       (+) Terkontaminasi dengan shigella

2.      Analisa Hasil
Hasil pemeriksaan di hari pertama dengan media SS Agar ditemukan positif terkontaminasi dengan shigella  pada sampel makanan gado-gado dan minuman es kelapa muda. Shigella merupakan genus basil Gram negatif yang menyebabkan disentri basiler. Shigella dapat berkembangbiak jika pada suasan aerob, tetapi dapat juga fakultatif anaerob. Koloni tampak konveks, bulat, transparan dengan pinggiran yang utu, mencapai diameter kira-kira 2 mm dalam 24 jam. Suhu optimum 300 C dan PH 6,4 - 7,8. Infeksi Shigella dapat terjadi melalui mulut. Disentri menyebar melalui kontaminasi feces pada makanan dan minuman., WC, pegangan pintu, seprai dan lain-lain dan juga dengan perantara lalat yang terkontaminasi dengan tinja. Disentri merupakan peradangan akut pada kolon.
Shigellosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh berbagai spesies Shigella. Orang yang terinfeksi dengan Shigella mengembangkan diare, demam dan kram perut memulai satu atau dua hari setelah mereka terkena bakteri. Diare sering berdarah. Shigellosis biasanya sembuh dalam 5 sampai 7 hari, tetapi pada beberapa orang, terutama anak muda dan orang tua, diare bisa begitu parah sehingga pasien perlu dirawat di rumah sakit. Sebuah infeksi berat dengan demam tinggi juga dapat dikaitkan dengan kejang pada anak kurang dari 2 tahun.
Bakteri Shigella menghasilkan racun yang dapat menyerang lapisan usus besar, menyebabkan pembengkakan, luka pada dinding usus, dan diare berdarah. Dalam kasus Shigellosis yang sangat parah, seseorang mungkin mengalami kejang (kejang), leher kaku, sakit kepala, kelelahan ekstrim, dan kebingungan. Shigellosis juga dapat menyebabkan dehidrasi dan dalam kasus yang jarang terjadi, komplikasi lain, seperti arthritis, ruam kulit, dan gagal ginjal.

F.      Kesimpulan
Dari hasil dan analisa hasil positif terkontaminasi dengan shigella pada sampel makanan gado-gado dan minuman es kelapa muda. Upaya pengendalian harus diarahkan pada pembersihan bakteri dari sumber-sumber dengan cara:
1.      Pengendalian sanitasi air, makanan dan minuman, pembuangan sampah serta pengendalian lalat (kebersihan lingkungan).
2.      Isolasi penderita, pengobatan carrier dan disinfeksi ekskreta.
3.      Penemuan kasus-kasus subklinik dan pembawa bakteri, khususnya pada para pengurus makanan.
4.      Penanganan, penyimpanan, dan persiapan makanan juga dapat membantu mencegah infeksi shigella  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Praktikum Usap Peralatan Makan

Laporan Pemeriksaan Logam-Logam Berat Arsen pada Udang

Laporan Pemeriksaan Logam-Logam Berat Timbal pada Kue Pukis