Materi Kesadahan
Mata
Kuliah : Penyehatan Air - A
Dosen : Rafidah, S.ST., M.Kes
Materi
Kesadahan
Di
Susun Oleh :
Kelompok
3
Andi Dala Aprilla PO714221151003
Arya Pebruansyah PO714221151008
Indah Sri Wahyuni PO714221151017
Maryam PO714221151023
Nur
Abdi Fauziah PO714221151030
Yusni Novita PO714221151042
Tingkat : II / D.IV A
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2017
Segala
puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan sebuah makalah Penyehatan
Air – A.
Berikut
ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "Materi
Kesadahan", yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi
kita untuk mempelajari Penyehatan Air – A. Melalui kata pengantar ini penulis
lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada
kekurangan dan ada tulisan yang penulis buat kurang tepat atau menyinggu
perasaan pembaca. Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa
terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat
memberikan manfaat. Untuk itu penulis mohon kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca agar dapat dijadikan penulis sebagai perbaikan dalam makalah
selanjutnya.
Makassar, Maret 2017
Kelompok II
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ........................................................................................................... i
DAFTAR
ISI ........................................................................................................................ ii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Tujuan
..................................................................................................... 2
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian kesadahan ............................................................................ 3
B.
Penyebab kesadahan dan asal kesadahan ........................................... 4
C.
Persyaratan Kesadahan ....................................................................... 4
D.
Dampak Kesadahan ............................................................................. 5
E.
Cara
menurunkan kesadahan .............................................................. 8
F.
Metode
pemeriksaan kesadahan .......................................................... 8
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan ............................................................................................... 14
B.
Saran ........................................................................................................... 14
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua
makhluk hidup di bumi ini butuh air. Air merupakan pelarut yang sangat baik,
sehingga di alam umumnya berada dalam keadaan tidak murni. Air alam mengandung
berbagai jenis zat, baik yang larut maupun yang tidak larut serta mengandung
mikroorganisme. Jika kandungan bahan-bahan dalam air tersebut tidak mengganggu
kesehatan, air dianggap bersih dan layak untuk diminum, air dikatakan tercemar
jika terdapat gangguan terhadap kualitas air sehingga air tersebut tidak dapat digunakan
untuk tujuan penggunaannya. Pencemaran air dapat terjadi karena masuknya
makhluk hidup, zat, dan energi terdalam air oleh kegiatan manusia. Keadaan itu
dapat menurunkan kualitas air sampai ke tingkat tertentu dan membuat air tidak
berfungsi lagi sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Air adalah pelarut yang baik, sehingga dapat melarutkan
zat-zat dari batu-batuan yang berkontak dengannya. Bahan-bahan mineral yang
dapat terkandung dalam air karena kontaknya dengan batu-batuan tersebut antara
lain: CaCO3, MgCO3, CaSO4, MgSO4,
NaCl, Na2SO4, SiO2 dan sebagainya. Dimana air
yang banyak mengandung ion-ion kalsium dan magnesium dikenal sebagai air sadah.
Air sadah adalah air yang di dalamnya terlarut garam-garam kalsium dan
magnesium air sadah tidak baik untuk mencuci karena ion-ion Ca2+ dan
Mg2+ akan berikatan dengan sisa asam karbohidrat pada sabun dan
membentuk endapan sehingga sabun tidak berbuih. Senyawa-senyawa kalsium dan
magnesium ini relatif sukar larut dalam air, sehingga senyawa-senyawa ini
cenderung untuk memisah dari larutan dalam bentuk endapan atau precipitation
yang kemudian melekat pada logam (wadah) dan menjadi keras sehingga
mengakibatkan timbulnya kerak (Bintoro, 2008).
Air sadah dibagi menjadi dua yaitu air sadah sementara dan
air sadah tetap. Air sadah sementara yaitu air yang kesadahannya disebabkan
oleh kalsium dan magnesium dari karbohidrat dan bikarbonat, sedangkan air sadah
permanen atau tetap disebutkan oleh garam kalsium sulfat dan klorida. Manfaat
penentuan kesadahan sementara dan kesadahan permanen yaitu untuk mengetahui
tingkat kesadahan air karena air sadah dapat menimbulkan kerak sehingga dapat
menyumbat pipa saluran air panas seperti radiator yang digunakan dalam
mesin-mesin pertanian.
EDTA (ethylene diamine tetraacetic) merupakan suatu
kompleks kelat yang larut ketika ditambahkan ke dalam suatu larutan yang
mengandung kation logam tertentu seperti Ca2+ dan Mg2+,
di mana akan membentuk kompleks dengan logam-logam tersebut. Ketika ditambahkan
suatu indikator EBT ke dalam larutan yang mengandung kompleks tersebut maka
akan menghasilkan perbahan warna pada pH tertentu, sehingga dengan prinsip ini
nilai kesadahan air dapat dianalisis.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kesadahan
2. Untuk mengetahui penyebab kesadahan dan asal kesadahan
3. Untuk mengetahui persyaratan kesadahan
4. Untuk mengetahui dampak kesadahan
5. Untuk mengetahui cara menurunkan kesadahan
6. Untuk mengetahui metode pemeriksaan kesadahan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian kesadahan
Asal muasal katanya kesadaan
berasal dari kata dasar sadah yang berarti mengandung zat kapur. Sifat air yang
terus mengalir membuatnya menggerus dan menagangkut berbagai zat dari medan di
laluinya. Oleh karena itu banyak zat yang terlarut di dalamnya, tidak
terkecuali garam atau kapur. Dalam bahasa inggris Kesadahan disebut dengan “hardness”
merupakan salah satu dari sifat air. Kandungannya berupa ion-ion Ca2+,
Mg2+, atau ion yang lain membuatnya bersifat mengendapkan
sabun.
Banyak literatur
menyebutkan bahwa air sadah adalah air yang mengandung ion Ca2+ dan
Mg2+, itu karena dominannya kedua ion tersebut jika dibandingkan
dengan zat atau terlarut lainnya. Jadi kita dapat menyimpulkan pengertian
kesadahan air adalah kandungan dalam air berupa garam-garam tertentu terutama
garam karbonat dari ion Ca2+ dan Mg2+ meskipun kesadahan
sebenarnya bisa juga selain kedua ion tersebut misalnya garam-garam sulfat dan
bikarbonat. Kesadahan air adalah
kandungan mineral-mineral yang terdapat di dalam air umumnya mengandung ion Ca2+ dan
Mg2+. Selain ion kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga bisa
merupakan ion logam lain maupun garam-garam bikarbonat dan sulfat. Kesadahan
air ini dapat dilihat pada air ketika sedang mencuci, karena sebenarnya air
sadah sendiri adalah air biasa yang sering digunakan sehari-hari. Dari air
tersebut kita akan menemukan dua jenis air
Air
sadah digolongkan menjadi dua jenis, berdasarkan jenis anion yang diikat oleh
kation (Ca2+ atau Mg2+), yaitu air sadah sementara
dan air sadah tetap.
1.
Air
Sadah Sementara, yaitu
air yang mengandung garam hidrogen karbonat (Ca(HCO3)2 dan
Mg(HCO3)2). Senyawa Kalsium Karbonat dan Magnesium
Karbonat dari batu kapur dan dolomite dapat larut menjadi senyawa Bikarbonat
karena adanya gas karbondioksida di udara.
CaCO3(S) + 2 H2O(l) + CO2(g) →
Ca(HCO3)2
2.
Air Sadah Tetap, yaitu
air yang mengandung garam selain garam hidrogen karbonat, seperti garam sulfat
(CaSO4, MgSO4) dan garam klorida (CaCl2,
MgCl2). Air sadah tetap tidak dapat dihilangkan dengan pemanasan,
tetapi harus ditambahkan Natrium Karbonat (soda)
MgCl2(aq) +
Na2CO3(aq) → MgCO3(s) + 2NaCl(aq)
B.
Penyebab kesadahan dan asal kesadahan
Air sadah ditimbulkan oleh adanya senyawa
kalsium hidrogen karbonat. Senyawa ini terbentuk ketika air hujan meresap ke
dalam batu kapur yang mengandung senyawakalsium karbonat (CaCO3).
Kalsium karbonat tidak larut dalam air, tetapi air hujan yang sedikit asam
karena mengandung karbon dioksida dapat bereaksi dengan batu kapur menghasilkan
kalsium hidrogen karbonat yang dapat larut dalam air. Reaksi yang terjadi
sebagai berikut.
CaCO3(s) + CO2(g) + H2O(l) →
Ca(HCO3)2(aq)
batu kapur
air hujan
kalsium hidrogen karbonat
C.
Persyaratan kesadahan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI
No. 416/Menkes/Per/IX/1990, tentang
Syarat-Syarat Kualitas Air Bersih, menyatakan bahwa kadar maksimum kesadahan
(CaCO3) yang diperbolehkan yaitu 500 mg/lt. Air sadah tidak layak
digunakan sebagai air minum karena banyak mengandung mineral kalsium (Ca) dan
Magnesium (Mg) yang dapat mengakibatkan gangguan terhadap kesehatan maupun
gangguan secara ekonomi. Nilai ambang batas kesadahan air yang diperbolehkan
sebagai air minum adalah 100 mg/L dan air yang mempunyai kesadahan di atas
harga tersebut dikategorikan sebagai air sadah. Sedangkan kesadahan air yang
dianggap baik bila nilai kesadahannya antara 50-80 mg/L.
D.
Dampak kesadahan
1. Dampak
terhadap lingkungan
Adanya kesadahan air dapat menimbulkan dampak
positif, namun apabila tingkat kesadahannya tinggi maka dapat menyebabkan
berbagai dampak negatif (Purba, 2002) yaitu.
a. Dampak
Positif
Dampak positif dari adanya kesadahan dalam air adalah:
1) Menyediakan
kalsium yang diperlukan tubuh, misalnya untuk pertumbuhan tulang dan gigi.
2) Mempunyai
rasa yang lebih baik dari air lunak.
3) Senyawa
timbal (dari pipa air) lebih sukar larut dalam air sadah (timbal merupakan
racun bagi tubuh) sehingga kemungkinan terjadinya pencemaran air oleh logam
berat ini dapat diminimalkan.
b. Dampak
Negatif
Selain
keuntungan-keuntungan diatas, kesadahan air yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan beberapa dampak negatif. Air sadah mengakibatkan konsumsi sabun
lebih tinggi, karena adanya hubungan kimiawi antara ion kesadahan dengan
molekul sabun menyebabkan sifat detergen sabun hilang. Bila sabun digunakan pada
air sadah, mula-mula sabun harus bereaksi terlebih dahulu dengan setiap ion
kalsium dan magnesium yang terdapat dalam air sebelum sabun dapat berfungsi
menurunkan tegangan permukaan. Hal ini bukan saja akan banyak memboroskan
pengunaan sabun, tetapi gumpalan-gumpalan yang terjadi akan mengendap sebagai
lapisan tipis pada alat-alat yang dicuci sehingga mengganggu pembersihan dan
pembilasan oleh air. Gumpalan-gumpalan ini juga membentuk scum yang
meninggalkan noda pada pakaian, sehingga pakaian menjadi kusam. Kelebihan ion
Ca2+ serta ion CO32-+ (salah satu ion alkaliniti) mengakibatkan terbentuknya
kerak pada dinding pipa yang disebabkan oleh endapan kalsiumkarbonat CaCO3.
Kerak ini akan mengurangi penampang basah pipa dan menyulitkan pemanasan air
dalam ketel, serta mengurangi daya koagulasi yang melalui dalam pipa dengan
menurunnya turbulensi.
Sebagai kation
kesadahan, Ca2+ selalu berhubungan dengan anion yang terlarut
khususnya anion alkaliniti : CO32- , HCO3-
dan OH-. Ion Ca2+ dapat bereaksi dengan HCO3-
membentuk garam yang terlarut tanpa terjadi kejenuhan. Sebaliknya reaksi dengan
CO32- akan membentuk garam karbonat yang larut sampai
batas kejenuhan di mana titik jenuh berubah dengan nilai pH. Bila ti¬tik jenuh
dilampaui, terjadi endapan garam kalsium karbonat CaCO3 dan membuat
kerak yang terlihat pada dinding pipa atau dasar ketel. Namun, pada proses
pelunakan ini keadaan harus dibuat sehingga sedikit jenuh, karena dalam keadaan
tidak jenuh terjadi reaksi yang mengakibatkan karat terhadap pipa. Kerak yang
tipis akibat keadaan sedikit jenuh itu justru melindungi dinding dari kontak
dengan air yang tidak jenuh (agresif). Ion Mg2+ akan bereaksi dengan
OH- membentuk garam yang terlarut sampai batas kejenuhan dan
mengendap sebagai Mg(OH)2 bila titik kejenuhan dilampaui.
2. Dampak
terhadap kesehatan
Kesadahan yang dimiliki air sangat merugikan
bagi manusia. Meskipun tidak langsung berbahaya jika diminum tetapi air ini
bisa memberikan dampak kurang menguntungkan seperti :
a. Membentuk
garam-garam kalsium dan megnesium yang sukar larut dalam air misalnya kalsium
karbonat (CaCO3) dan magnesium karbonat (MgCO3). Garam
endapan ini sering mengendap di pipa maupun ketel dan jika dibiarkan dalam
waktu yang lama bisa menyebabkan penyumbatan dan kerusakan pada ketel atau pipa
tersebut.
b.
Mengendapkan anion sabun sehingga mengurangi
efektivitas mencucui. Ia menyebabkan boros konsumsi sabun. Ketika air sadah
bertemu dengan sabun yang terjadi adalah ion yang dikandung air sadah merusak
efek surfaktan dari sabun. Ketika bertemu, mereka akan membentuk endapan
padat (soap scum) berikut reaksinya
2RCOONa(aq) + Ca2+(aq) → (RCOO)2Ca (s) + 2 NaCl(l)
Dalam dunia industri kesadahan air tidak pernah luput dari perhatian para
pelaku bisnis. Air sadah bisa merusak mesin uap air (ketel). Pada mesin-mesin
yang memanfaatkan uap air melalui pipa kesadahan bisa menyebabkan mesin
tersebut rusak.
3.
Dampak terhadap ekonomi
Air
sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral, yang menyumbat saluran pipa dan
keran. Air sadah juga menyebabkan pemborosan sabun di rumah tangga, dan air
sadah yang bercampur sabun tidak dapat membentuk busa, tetapi malah membentuk
gumpalan soap scum (sampah sabun) yang sukar dihilangkan. Efek ini timbul
karena ion 2+ menghancurkan sifat surfaktan dari sabun dengan membentuk endapan
padat (sampah sabun tersebut). Komponen utama dari sampah tersebut adalah kalsium
stearat, yang muncul dari stearat natrium, komponen utama dari sabun:
2 C17H35COO- + Ca2+ →
(C17H35COO)2Ca
Dalam
industri, kesadahan air yang digunakan diawasi dengan ketat mencegah kerugian. Pada industri yang
menggunakan ketel uap, air yang digunakan harus terbebas dari kesadahan. Hal
ini dikarenakan kalsium dan magnesium karbonat cenderung mengendap pada
permukaan pipa dan permukaan penukar panas. Presipitasi (pembentukan padatan
tak larut) ini terutama disebabkan oleh dekomposisi termal ion bikarbonat,
tetapi bisa juga terjadi sampai batas tertentu walaupun tanpa adanya ion
tersebut. Penumpukan endapan ini dapat mengakibatkan terhambatnya aliran air di
dalam pipa. Dalam ketel uap, endapan mengganggu aliran panas ke dalam air,
mengurangi efisiensi pemanasan dan memungkinkan komponen logam ketel uap
terlalu panas. Dalam sistem bertekanan, panas berlebih ini dapat menyebabkan
kegagalan ketel uap. Kerusakan yang disebabkan oleh endapan kalsium karbonat
bervariasi tergantung pada bentuk kristal, misalnya, kalsit atau aragonit.
E.
Cara menurunkan kesadahan
Untuk menghilangkan
ion-ion Ca2+ dan Mg2+ dalam air sadah dapat menggunakan
alternatif cara sebagai berikut
1. Pemanasan
Kasus
kesadahan sementara dapat dengan mudah ditiadakan melalui proses pemanasan.
Dengan dipanaskan senyawa yang menandung ion bikarbonat akan bisa menedapa pada
dasar penampang. Reaksinya.
Ca(HCO3)2
(aq) → CaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)
Mg(HCO3)2
(aq) → MgCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)
2.
Penambahan Kapur (CaO) dan Soda
Abu (Na2CO3).
Cara
kimia ini cukup efektif. Kapur dan soda abu dapat menaikkan pH dan
menyuplai ion CO32- yang diperlukan untuk mengendapkan
ion Ca2+ menjadi kalsium karbonat CaCO3. Sementera pH yang
relatif tinggi bisa menyebabkan ion Mg2+ terendapkan dalam senyawa
Mg(OH)2 dan dapat dipisahka dari larutannya. Reaksinya
Ca2+(aq)
+ 2HCO3-(aq) + CaO(s) → 2CaCO3(s) + H2O(l)
3.
Teknik Pengenceran
Dengan
mencampur air murni (non sadah) dengan air yang memiliki tingkat
kesadahan tinggi akan dapat mengurangi konsentrasi ion Ca2+ dan Mg2+ sehingga
tingkat kesadahaany adap menurun.
4. Teknik
De-Ioniser
Teknik
ini memakan biaya yang cukup mahal . Namun demikian cara de-ioniser dapat
menghasilkan air dengan tingkat kesadahan zero.
5. Menggunakan
Senyawa Zeolit
Zeolit
adalah aluminosilikat berhidrat, alami atau buata, dengan struktur Kristal air
3 dimaensi yang terbuka. Senyawa ini mengadung kisi-ksisi yang di
dalamnya terkandung molekul air. Caranya, air dipanaskan kemudian dicampur
dengan zeolit. Zeolit akan menyerap molekul-molekul air yang mengandung ion Ca2+
dan Mg2+sehingga tingkat kesadahan air akan berkurang.
F.
Metode pemeriksaan kesadahan
Metode Penentuan Kesadahan
Kesadahan
biasanya dihitung sebagai Jumlah CaCO3 dalam air. Banyak metode yang telah
dikembangkan dalam penentuan kesadahan selama bertahun-tahun. Dua metode yang
umum digunakan yang diambil dari standard method adalah sebagai berikut:
1. Metode Perhitungan
Salah satu
metode penentuan kesadahan yang paling akurat adalah metode perhitungan yang
didasarkan pada perhitungan keberadaan divalen ion dalam sampel air yang
diperoleh melalui analisa kation yang lengkap. Konsentrasi masing-masing ion
divalen dapat ditentukan secara terpisah melalui metode standard atomic
absorption atau inductively coupled plasma atau dengan ion chromatography serta
ion-spesific-electrodes.
Perhitungan
kesadahan dilakukan dengan rumus dibawah ini :
Dimana M2+ merupakan jumlah ion logam divalent dalam mg/L.
2. Metode Titrasi dengan EDTA
Metode ini didasarkan pada reaksi antara ethylene diamine
tetraacetic acid (EDTA) atau garam natriumnya sebagai titran dengan ion logam
divalent dalam sampel air. Di bawah ini adalah struktur molekul EDTA :
EDTA
sebagai chelating agent akan membentuk kompleks yang sangat stabil dengan ion
logam divalent dalam sampel berdasarkan persamaan reaksi dibawah ini:
Keberhasilan
percobaan ini bergantung pada indikator yang menunjukkan keberadaan EDTA dalam
konsentrasi berlebih/titik akhir titrasi. Indikator yang biasa digunakan adalah
Eriochrome Black T atau Calmagite. Dimana saat titik akhir titrasi tercapai
atau seluruh ion kesadahan terikat akan berubah warna dari merah anggur menjadi
biru yang ditunjukkan oleh reaksi dibawah ini:
Selama
proses titrasi, seluruh ion kesadahan akan membentuk kompleks dengan dengan
indikator terlebih dahulu sebelum terjadi penambahan EDTA. Kompleks ion
kesadahan dan indikator akan menunjukan warna merah. Keberadaan EDTA akan
mengganggu kestabilan kompeks indikator tersebut dan membentuk kompleks dengan
ion logam divalen yang lebih stabil sehingga akan membuat warna merah menjadi
warna biru. Yang menunjukkan seluruh ion kesadahan sudah terikat oleh EDTA.
Ada
beberapa gangguan yang terjadi selama proses titrasi seperti adanya kation lain
yang dapat mengikat EDTA. Namun hal tersebut dapat diantisipasi melalui
penyiapan beberapa modifikasi pada sampel seperti menciptakan suasana basa pada
kisaran pH 10 dimana pada pH tersebut seluruh kation selain kation kesadahan
akan mengendap. Khusus untuk analisa kesadahan kalsium dilakukan dengan
modifikasi pH pada kisaran 12 untuk mengendapkan sebagian besar kation logam
selain ion kalsium.
Alat dan Bahan
1. Alat
a. Statif dan klem
b. Buret
c. Beaker glass
d. Pipet tetes
e. Corong gelas
f. Batang pengaduk
g. Erlenmeyer
h. Gelas ukur
i.
Botol
semprot
j.
Pipet
gondok
k. Propipet
2. Bahan
a. Larutan CaCO3
b. Aquadest
c. Larutan buffer
d. Indicator EBT
e. Larutan Na2EDTA
f. Sampel air
CARA KERJA
1. Pembuatan larutan penyangga pH 10
a. Dilarutkan 1,179g Na2EDTA.2H2O
dan 780mg MgSO4.7H2O atau 644g
b. MgCl2.6H2O
dalam 50 mL aquadest.
c. Ditambahkan kedalam 16,9g NH4Cl
dan 143mL NH4OH pekat sambil diaduk
d. Diencerkan hingga volume 250 mL
2.
Pembuatan
larutan standar CaCO3 0,01M
a.
Ditimbang
0,25g CaCO3.H2O
b.
Dilarutkan
dengan sedikit HCl 1:1, ditambahkan 50mL aquadest
c.
Ditambahkan
NH4OH 3N atau HCl 1:1 sampai terbentuk warna orange
d.
Diterakan
dalam labu ukur 250mL
3.
Pembuatan
Na2EDTA 0,01 M
a. Dilarutkan 3,723g Na2EDTA.2H2O
b. Diterakan di labu ukur 1000mL
4.
Standardisasi
Na2EDTA 0,01M
a.
Dipipet
10mL larutan standar CaCO3 0,01M, dimasukkan dalam Erlenmeyer
250mL
b.
Ditambahkan
40mL aquadest dan 1mL larutan penyangga pH 10
c.
Ditambahakan
seujung spatula indicator EBT
d.
Dititrasi
dengan larutan Na2EDTA 0,01M sampai terjadi perubahan warna dari merah
keunguan menjadi biru
e.
Dicatat
volume lartan Na2EDTA 0,01M yang digunakan
f.
Titrasi
diulangi 2 kali agar didapat berat konstan
g.
Dihitung
molaritas larutan baku Na2EDTA 0,01M
5.
Pengujian
sampel
a. Diambil 25mL sampel secara duplo,
dimasukkan dalam Erlenmeyer 250mL
b. Ditambahakn 1-2mL larutan buffer pH
10
c. Ditambahkan seujung spatula
indicator EBT
d. Dilakukan titrasi dengan larutan
baku Na2EDTA 0,01M sampai terjadi perubahan warna merah keunguan
menjadi biru
e. Dicatat volume larutan baku Na2EDTA
0,01M
f. Titrasi diulangi 2 kali untuk
mendapat volume konstan
Perhitungan
1. MEDTA
= (M CaCO3 X V CaCO3) : V EDTA
2. Kesadahan
total (mg CaCO3/L) = 1000/V Cu X V EDTA X M EDTA X 10
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesadahan air adalah kandungan
mineral-mineral yang terdapat di dalam air umumnya mengandung ion Ca2+ dan
Mg2+. Selain ion kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga bisa
merupakan ion logam lain maupun garam-garam bikarbonat dan sulfat. Kesadahan
air ini dapat dilihat pada air ketika sedang mencuci, karena sebenarnya air
sadah sendiri adalah air biasa yang sering digunakan sehari-hari. Salah
satu metode yang dapat digunakan untuk mengukur nilai kesadahan pada air adalah
dengan metode titrasi EDTA.
B.
Saran
1.
Penulis
berharap agar makalah ini dijadikan refrensi bagi pembaca
2.
Penulis
berharap agar makalah ini bisa dijadikan acuan pembelajaran
3.
Penulis
berharap agar pembaca bisa memberikan kritik bagi makalah ini
Anonim,
2008, Water Hardness: EDTA Titrimetric Method, New York USA
Albert dan
Santika, Sri Sumestri, 1984, Metode Penelitian Air, ITS Press, Surabaya
Giwangkara,
E., 2008, http://persembahanku.wordpress.com/2006/09/29/mengapa mandi dipantai boros sabun
Khopkar,
S. M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, Penerjemah : A. Saptorahardjo,
UI-Prees, Jakarta
Komentar
Posting Komentar